KEBAHAGIAN ORANG YANG BERPUASA
KEBAHAGIAN ORANG YANG
BERPUASA
Alhamdulillahi ladzi ja’ala syarur Ramadhana sayyidus Syuhur,
Wassalatu wassalamu ‘ala syafi’ina, wamaulana wagudwatuna Muhammad, wa alaa
alihi washahbihi ajmain. Amma ba’ad.
Bapak/ ibu yang dirahmati Allah SWt, ada 2 kebahagian orang
yang berpuasa berdasarkan hadit qudsi
للصائم فرحتان، فرحة
عند فطره، وفرحة عند لقاء ربه
“Bagi orang yang melaksanakan puasa ada dua
kebahagiaan; kebahagiaan ketika berbuka, dan kebahagiaan ketika bertemu dengan
Rabbnya.” (muttafaq ‘alaihi)
1.
Kebahagian
ketika ia berbuka (Ifthar = dapat juga diartikan ketika ber idhul fitri)
Orang yang berpuasa setelah menahan
segala yang membatalkan puasa walau pada hakekatnya perkara itu dihalalkan
diluar bulan ramadhan seperti makan dan minum dan lain-lain, maka ia dapat
menikmatinya kembali dengan segala rasa syukur atas segala nikmat dari Allah.
Kebahagian itu nampak jelas tatkala
berkumpul bersama keluarga, sanak saudara menikmati hidangan buka puasa. Kenikmatannya,
kesyahduannya akan terasa hingga menumbuhkan rasa cinta antara mereka dan akan
menjadi perekat rindu diantara keluarga. Bila mana mereka berjauhan tiada yang
dapat merka ingat selalu di bulan rmadhan kecuali kerinduan untuk berbuka
bersama keluarga yang tercinta.
Maka yuakinlah kenikmatan berpyuasa
seperti ini tidak pernah kita temukan di manapun kita berada. Mungkin diantara
ada yang terpisah dari keluarga mereka, entah itu karena tugas belajar, tugas negara, atau yang berkaitan dengan
pekerjaan dan mungkin juga karena musibah kematian dan lain2. Maka tanyakan
kepada mereka apa yang mereka rindukan pada saat ramadhan seperti ini!! Maka
yakinlah mereka pasti berkata “ Aku rindu berbuka bersama keluarga yang
tercinta”.
Inilah kebahadian di dunia... Syaikhul Islam –rahimahullah– berkata,
إن في الدنيا جنة، من لم يدخلها لا يدخل جنة الآخرة
“Sesungguhnya di dunia terdapat surga,
barangsiapa yang tidak memasukinya, ia tidak akan memasuki surga akhirat”.
Bapak/ ibu yang
dirahmati Allah
2. Kebahagian bertemu dengan Allah
adalah merupakan bebahagian di akhirat.
Pertemuan
dengan Allah adalah keniscayaan hidup yang diyakini oleh orang-orang yang
beriman. Allah berfirman (yang artinya),
“Wahai
manusia, sesungguhnya engkau bekerja keras menuju Tuhanmu, maka engkau akan
menemuinya.” (QS. Al Insyiqaq [84]: 6)
Saat
seluruh manusia bertemu dengan Allah, mereka terbagi menjadi dua golongan. Ada
yang sengsara, dan ada yang berbahagia.
“Dan
diantara mereka ada yang sengsara dan (ada yang) bahagia” (QS. Hud:
105)
Orang-orang
yang kelak menghadap Allah dengan membawa tauhid, iman, islam, ketaatan, amal
shaleh dan hati yang selamat, ia akan mendapat kebahagiaan dan pahala yang
tidak akan pernah putus.
“Kecuali
orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, bagi mereka pahala yang tidak
pernah terputus.”(QS. At-Tin [95]: 6)
Adapun
orang-orang yang menghadap Allah dengan membawa kesyirikan, kekufuran,
kemaksiatan dan dosa, maka ia akan mendapat kesengsaraan dan berarti telah
merugikan dirinya sendiri.
“Katakanlah:
“Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang merugikan diri
mereka sendiri dan keluarganya pada hari kiamat”. ingatlah yang demikian itu
adalah kerugian yang nyata. Bagi mereka lapisan-lapisan dari api di atas mereka
dan di bawah merekapun lapisan-lapisan (dari api). Demikianlah Allah
mempertakuti hamba-hamba-Nya dengan azab itu. Maka bertakwalah kepada-Ku Hai
hamba-hamba-Ku.”(QS. Az Zumar [39]: 15-16)
Tidak
hanya itu, orang-orang beriman kelak juga berbahagia saat melihat wajah
Tuhannya. Dan ini adalah kenikmatan tertinggi di akhirat. Wajah mereka
berseri-seri melihat kepada Tuhannya.
“Wajah-wajah
(orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhannyalah mereka
Melihat.”(QS. Al Qiyamah [75]: 22-23)
Mudah-mudahan
dengan keberkahan ibadah puasa Ramadhan tahun ini kita dapat meraih kebahagian
yang hakiki, kebahagian hidup dalam ketaatan kepada Allah di dunia, begitu juga
kebahagian abadi di akhirat saat bertemu dengan Rabbul ‘aalamin. Amin.
0 komentar: