BERAPA KAKINYA KURSI?
PESAN BIJAK
DARI SEBUAH PERTANYAAN
(BERAPA
KAKINYA KURSI..??)
Pertemuan
yang sangat menyenangkan dari bapak
Paharuddin dalam perbincangan hangat di ruang tamu di kediman beliau. Mengawali cerita ketika belia menamatkan SGO
(Sekolah Guru Olah raga), tinggal di sebuah rumah dari seorang tua yang tak
pandai membaca namun bijak dalam bertutur sapa,termasuk ketika hendak menegur
atas sebuah sikap ‘kurang etik’.
Lanjut Bapak
Paharuddin menceritakan disuatu pagi ia menyempatkan diri duduk di suatu kursi
dekat dengan sang orang tua, Namun karena ingin santai dan menghibur diri maka
beliau menaikkan kakinya ditepian meja sambil menekan dan bera badan disorong
kebelakang hingga dua kaki kursi teranggat dan tinggal dua kaki kursi belakang
sebagai penyangga ( Bahasa Bugis=
Mattongkang kadera) dan sambil diayun laksana kursi malas.
Sang orang
tua bijak ini melihat kejadian ini dengan tidak menegur perbuatan itu, hanya
memberi sebuah pertanyaan ,“ Nak.. Engkau tahu berapa jumlah kakinya
kursi..?”, maka yang ditanya sontak
menjawab “ Empat uwa”. Maka sang orang tuapun menjawab. Engkau tahu empat, lalu
kenapa engkau menggunakan dua saja, ketahuilah sesuatu yang tidak di gunakan
berdasarkan fungsinya maka kalau bukan
kau yang rusak, maka engkau akan merusaknya”.
Maka sungguh
pertaan yang bijak dari serang tua yang tidak pernah menempuh pendidikan
akademis. Maka jelaslah bagi kita bahwa kata bijak bukan milik akademisi tetapi
orang yang memilliki kedewasaan nurani.
Salam Cinta
good..
BalasHapus