DUSTA
DUSTA
Marilah kita senantiasa bersyukur kehairat
Allah SWT, Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang kepada manusia. Dengan kasih
sayang Allah sehingga mentari tetap bersinar memberikan cahaya kehidupan bagi
alam semesta. Demikian juga atas dasar kasih dan sayang Allah jua sehingga di saat ini kita bertemu di dalam majelis yang mulia ini untuk senantiasa
menebar pesona Dakwatul Islamiyah sebagai fungsi kita pelanjut Risalah
kenabian.
Salam dan taslim kita kirimkan kepada junjungan
kita Nabiyullah Muhammad SWA, Nabi penerang peradaban ketika zaman terkoyak
oleh budaya dan adat jahiliyah. Mengantar kita menuju hidup yang lebih hidup
lagi. Maaf … bukan hidup ala losta masta.
Ma ‘ashiral Muslimin yang dirahmati Allah SWT.
Allah SWT berfirman;
*
ô`yJsù
ãNn=øßr&
`£JÏB
z>x2
n?tã
«!$#
z>¤x.ur
É-ôÅ_Á9$$Î/
øÎ)
ÿ¼çnuä!%y`
4 }§øs9r&
Îû
zO¨Yygy_
Yq÷VtB
tûïÌÏÿ»s3ù=Ïj9
ÇÌËÈ
Artinya: Maka siapa yang lebih zalim dari pada orang yang membuat-buat
kebohongan terhadap Allah dan mendustakan kebenaran yang datang ke padanya?
Bukankah di neraka jahannam tempat orang-orang-orang kafir.(Q.S. Az-zumar :32)
Dusta
adalah sikap yang tercelah dan sangat di benci oleh Allah, karena
sesungguhnya sumber dari sekian banyaknya kejahatan dan berkembang biaknya
kezaliman yang di lakukan ummat manusia terkait dengan budaya dusta yang ada
pada masyarakat itu.
Apa bila seorang telah berdusta, maka iapun
akan merasa malu dan tersisih ketika dustanya ketahuan, maka untuk menutupi
dustanya, maka ia membutuhka dusta yang lebih besar lagi, dan dusta besar
itupun supaya tetap aman, maka harus ditutupi dengan dusta yang lebih besar
lagi, sehingga lahirlah masyarakat suka menipu antar sesama dimulai dengan
keisengan berdusta atau suka berbohong.
Cobalah lihat ….!
Gejala yang timbul disekitar kita. Setiap hari
kita menyaksikan peristiwa di layar TV, kita baca di Koran, kita dengar di
radio. Pembunuhan dengan multilasi terjadi di mana-mana, saudara menjadi musuh,
jabatan dan kepercayaan diselewengkan, Pegawai yang sudah digaji oleh negara
masih juga korupsi, itu semua bisa jadi karena adanya ketidak jujuran alias
suka dusta diantara mereka.
Ma ‘ashiral Muslimin yang dirahmati Allah SWT.
Maka marilah kita berhati-hati dalam
meniti kehidupan ini serta senantiasa menghidari diri darii budaya dusta yang
acap kali menghampiri di setiap persimpangan perjalanan hidup kita. Karenan
sesungguhnya betapa Allah yang Maha Pengasih dan tak pernah pilih kasih murka
kepada orang yang senang berdusta, sebab induk deri sekian banyak keburukan
adalah dusta itu sendiri. Sedangkan induk dari sekian banyak kebaikan adalah
sifat jujur. Maka sungguh bahagialah
orang yang menghiasi hidupnya dengan kejujuran.
Betapa Allah dan RasulNya serta orang-orang
yang beriman menghargai orang yang jujur lagi terpercaya. Bukankah salah satu Akhlak dari Rasulullah itu adalah
Amanah yaitu ‘terpercaya’.
Akhir kata: Sungguh
siksa menaiki kereta
Dihujani
basa di jalan terbuka
Sungguh
siksa menjadi seorang pendusta
Di
dunia siksa di akhirat celaka.
Nun Walkalami wamaa Yasthurun
Wassalamu ‘alaikum Warahmatullahi wabarakatuh.
0 komentar: