ETIKA PELAJAR TERHADAP GURU
ETIKA PELAJAR TERHADAP GURU
بسم الله
الرحمن الرحيم
إن
الحمد لله نحمده ونستعينه ونستهديه ونستغفره , ونعوذ بالله من شرور أنفسنا وسيئات
أعمالنا , من يهده الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له , وأشهد أن لا إله الله وحده لا شريك له , وأشهد أن محمداً
عبده ورسوله .
Segala
syukur hanya kepada Allah SWT, yang telah memberikan tuntunan Addinul Islam
yang memberi cahaya kedamaian dalam hidup serta pelita penerang dalam kegelapan
zaman yang penuh dengan godaan duniawi.
Salawat
serta salam kepada manusia pilihan, manusia tauladan yaitu Rasulullah Muhammad
SAW.
Allah
berfirman di dalam Al-Qur’an
tA$s% ÈbÎ*sù ÓÍ_tF÷èt7¨?$# xsù ÓÍ_ù=t«ó¡s? `tã >äóÓx« #Ó¨Lym y^Ï÷né& y7s9 çm÷ZÏB #[ø.Ï ÇÐÉÈ
70. Dia berkata: "Jika kamu mengikutiku,
Maka janganlah kamu menanyakan kepadaku tentang sesuatu apapun, sampai Aku
sendiri menerangkannya kepadamu".
Jama’ah yang di rahmati
Allah
Ketika Nabi Musa di suruh oleh Allah berguru kepada
khaedir, maka Nabi Musa sebagai siswa dari khaedir, Beliau mesti taat terhadap
etika seorang murid kepada gurunya, salah satu etika yang perintahkan adalah
menjadikan guru sebagai panutan dan tidak berperasangka buruk terhadap gurunya.
Namun menjalankan perintah guru dengan penuh ketaatan. Dengan sebuah keyakinan,
guru yang taat kepada Allah pasti tidak menyesatkan muridnya, serta tidak
mengajarkan kepada suatu perkara yang mendapatkan ke murkaan Allah.
Sehingga tergambar pada sikap kesabaran untuk
senantiasa taat dan tidak mempertanyakan apa yang belum di jelaskan.
Guru kita adalah orang tua kedua dari orang tua yang
melahirkan kita. Kalau orang tua kita melahirkan dari gelapnya alam rahim
menuju cahaya dunia yang kita nikmati sekarang, maka guru kita melahirkan kita
dari gelapnya alam kebodohan menju cahaya ilmu. Sehingga guru dan orang tua
adalah orang-orang yang berjasa dalam hidup kita dan mendapat kedudukan yang
mulia di sisi Allah SWT.
Namun penomena sekarang yang terjadi, bayak siswa
menganiaya gurunya, memberikan kesulitan-kesulitan kepada gurunya bahkan sampai
memenjarakan gurunya karena alasan-alasan yang tidak jelas, hanya sekedar
mempertontongkan kemampuan orang tuanya, sahabatnya serta keluarganya.
Kalau hari ini ilmu seseorang tidak mendapat berkah
dari Allah, itu mungkin salah satunya karena tidak menempatkan etika yang benar
dalam memperoleh ilmu. Kita asyik dengan ke alpaan dan kepogahan dan lalai
dalam ber-etika sesuai yang di syariatkan Allah.
Jama’ah yang di rahmati Allah swt.
Tidaklah sesuatu yang di perintahkan Allah pasti
mendapatkan kebaikan dan baraqah. Dan melalaikannya pastilah mendapatkan
kemurkaan dan kedurhakan kepada Allah.
Akhirnya :
Tidaklah dari mandai ke siwa
Kalau tidak melewati Barru
Tidaklah memadai seoran siswa
Kalau tidak ber-Etika kepada guru
úc
4 ÉOn=s)ø9$#ur
$tBur
tbrãäÜó¡o
ÇÊÈ
Assalamu Alaikum warahmatullahi wabarakatuh
0 komentar: