HARUS BAGAIMANA
HARUS BAGAIMANA
Karya: Ruslan Syeh Abdullah
Harus Bagaimana..?
Padang tandus kering kerontang
Tebing cadas diterpa panas
mentari menyengat
Pohon dan rerumputan sekarat
Dahaga pahit getir di tenggorokan
Bagai tangan maut menjerat
mencekik
Harus bagaimana..??
Api membakar hutan kekayaan anak
negeri
Angin menebar asap kepiluan
Tumbuhkan sejuta kecemasan
Menambah deretan kepedihan sang
kekasih
Harus bagaimana..?
Bilamana hujan datang
Jalan terputus,
Air deras menghalagi
Daratan tersulap kolam berlumpur
Dan Sementara jalan ini harus
dilalui sampai waktunya.
Telah kusiapkan kado cinta
Yang mesti sampai pada tujuan
Sementara jalan terjal berbatu
penuh lumpur dari alam yang rusak dengan perilaku kepentingan
Hujan bah rintihan kasih menyibak mimpi
hanyutkan sampah harapan yang
pupus dari anak negeri
sementara cinta tergadai dengan
janji dan ambisi
Harus bagaimana..??
Kusampaikan kado cinta ini
Kepada kekasih yang rindu
keteduhan nurani
Kepada kekasih yang mengeliat
dilorong pengabdian
Kepada kekasih yang membangun mimpi-mimpinya
di peraduan malam
Kepada kekasih yang meneteskan
keringat untuk bertahan hidup
Kepada kekasih yang meniti
harapan dengan segumpal mimpi
Kepada kekasih yang mendekap di
peraduan sunyi.
Harus bagaimana?
Harus bagaimana??
Ah..!!!
Mengapa harus bertanya..?
Perngorbanan adalah ukuran cinta
Maka keluarlah dari tanya yang
mengkung langkahmu!
Dengan tekateki yang terbuat dari kertas buram
Dengan kemungkinan yang selalu menghantui
Cinta butuh bukti dan amal.
Lihatlah..
Banjir membawa derita
Kemarau membawa nestapa
Dan angan masih melambung di
cakrawala
Sementara sang alim khusyu dalam
wirid dan doa-doanya di Masjid
Sang pendusta beseleweran
memgobar janji palsu
Pasar dipenuhi perniagaan yang
menipu
Penghasut dan pendengki mengoyang
dan merapuhkan pijakan
Dan para tokoh berdiskusi tentang
derita rakyat di hotel-hotel berbintang.
Wahai sang nuraini
Keluarlah..!!
Keluarlah dari tirai yang
mengungkung
Putuskan segala yang membelenggu
langkah
Medang juang seluas hamparan bumi ini menanti
Sebesar apa pengorbanan..?
Itulah ukuran cinta
Maka raihlah cinta dengan
pengorbana yang besar..!!
Bismillah..
Kita mengatur langkah.
Barru, 31 Oktober 2015
0 komentar: