HARUS BAGAIMANA

07.21 Unknown 0 Comments



HARUS BAGAIMANA
Karya: Ruslan Syeh Abdullah

Harus Bagaimana..?
Padang tandus kering kerontang
Tebing cadas diterpa panas mentari menyengat
Pohon dan rerumputan sekarat
Dahaga pahit getir di tenggorokan
Bagai tangan maut menjerat
mencekik

Harus bagaimana..??
Api membakar hutan kekayaan anak negeri
Angin menebar asap kepiluan
Tumbuhkan sejuta kecemasan
Menambah deretan kepedihan sang kekasih

Harus bagaimana..?
Bilamana hujan datang
Jalan terputus,
Air  deras menghalagi
Daratan tersulap kolam berlumpur
Dan Sementara jalan ini harus dilalui sampai waktunya.

Telah kusiapkan kado cinta
Yang mesti sampai pada tujuan
Sementara jalan terjal berbatu penuh lumpur dari alam yang rusak dengan perilaku kepentingan
 Hujan  bah rintihan kasih menyibak mimpi
hanyutkan sampah harapan yang pupus dari anak negeri
sementara cinta tergadai dengan janji dan ambisi

Harus bagaimana..??
Kusampaikan kado cinta ini
Kepada kekasih yang rindu keteduhan nurani
Kepada kekasih yang mengeliat dilorong pengabdian
Kepada kekasih yang membangun mimpi-mimpinya di peraduan malam
Kepada kekasih yang meneteskan keringat untuk bertahan hidup
Kepada kekasih yang meniti harapan dengan segumpal mimpi
Kepada kekasih yang mendekap di peraduan sunyi.

Harus bagaimana?
Harus bagaimana??
Ah..!!!

Mengapa harus bertanya..?
Perngorbanan adalah ukuran cinta
Maka keluarlah dari tanya yang mengkung langkahmu!
Dengan  tekateki yang  terbuat dari kertas buram
Dengan  kemungkinan yang selalu menghantui
Cinta butuh bukti dan amal.

Lihatlah..
Banjir membawa derita
Kemarau membawa nestapa
Dan angan masih melambung di cakrawala
Sementara sang alim khusyu dalam wirid dan doa-doanya di Masjid
Sang pendusta beseleweran memgobar janji palsu
Pasar dipenuhi perniagaan yang menipu
Penghasut dan pendengki mengoyang dan merapuhkan pijakan
Dan para tokoh berdiskusi tentang derita rakyat di hotel-hotel berbintang.

Wahai  sang nuraini
Keluarlah..!!
Keluarlah dari tirai yang mengungkung
Putuskan segala yang membelenggu langkah
Medang  juang seluas hamparan bumi ini menanti
Sebesar apa pengorbanan..?
Itulah ukuran cinta
Maka raihlah cinta dengan pengorbana yang besar..!!
Bismillah..
Kita mengatur langkah.


Barru, 31 Oktober 2015

You Might Also Like

0 komentar: