MUAZIN RENTA DAN MASJID TUA
MUAZIN RENTA DAN MASJID TUA
Ruslan Syeh
Abdullah
Muazin renta kumandangkan
azan dari masjid tua
Sumbang mengalun
menyelinap kelorong-lorong gelap
Bersama dentuman musik di café
Dugem
para pengunjung bar
Dan sopir truk parkir
depan warung remang-remang
Melepas lelah
Mengembara ke alam kenikmatan
Bersama secakir kopi
suguhan wanita penjajal birahi.
Tiada terdengar panggilan
itu
Karena dentuman jantung
lebih kencang
Takkala tuntutan syahwat
bersambut binal dari sang dara
Dan kopi manis
terhidangkan di atas tilam remang
Bersama karaoke penyanyi
seksi
Dan suara parau tua itu bedahak
Bah knalpot truk atau bus
malam
Melintasi jalan protokol
Dan masjid tua itu sesaat
lagi akan roboh
Dan muazin akan hilang
termakan usia
Tuhan
Masjid tua itu keadaan
kami
Rapuh
dan tidak mengerti
Asyik dalam kealpaan
Lalu kembali ketika tak
berdaya
Dan cara beribadah kami seperti muazin renta
itu
dahaknya dahak kematian
azanya tak mampu
memakmurkan masjid
beribadah sekedar menunggu
ajal
Tuhan.
Kami malu.
Barru, 2010
0 komentar: