REDUPNYA SANG MENTARI
REDUPNYA SANG MENTARI
Karya : Sayyed Ruslan Abdullah
(Untuk
al-marhum ananda Sayyid Zulfadly)
Petir
dari Tanete Rilau
Lunglaikan
langkah di Tanah Tarau
Bagai
berjalan di atas duri
Patahkan
arah biduk di kota serui
Gemuruh
gelombang Cina tua
Tak mampu
menghibur hati gundah
Kapal lepas menuju samudra duka
Desir
ombak iringi air mata sang ayah
Matahari
redup senja
Hingga
kamis pagi di pegunungan Newi
Deru
kendaraan bah rintihan sang ratu
Tumpahkan
kesedihan di pangkuan malam
Kota
kembang tak membuat hati berbunga
Disaat
rindu menusuk jantung
Bahkan
berdetak kencang melibihi segala suara
Menerbangkan
angan, menabuh luka
Kuingin
terbang bagai merpati
Mengecup
awan kerinduan dilangit-langit penantian
Lalu
kutambatkan cinta di mega tertinggi
Agar
dapat kukecup keningmu untuk terahir kali
Duhai
permataku intan permaisuri
Dan kini
Aku
bukanlah siapa-siapa
Yang
mampu melawan angin berhembus
Yang
mampu melintasi samudera luas
Yang
mampu menembus cakrawala
Aku
tiada berdaya
Yang
tersisa hanyala kepasrahan
Di atas
tumpukan tanah basah dengan air mata
Dengan
batu nisan bertuliskan namamu
Kampung
Baru, 1 Desember 2006
0 komentar: