REDUPNYA SANG MENTARI

07.47 Unknown 0 Comments



          REDUPNYA  SANG MENTARI
Karya : Sayyed Ruslan Abdullah
(Untuk al-marhum ananda Sayyid Zulfadly)

Petir dari Tanete Rilau
Lunglaikan langkah di Tanah Tarau
Bagai berjalan di atas duri
Patahkan arah biduk di kota serui

Gemuruh gelombang Cina tua
Tak mampu menghibur hati gundah
Kapal  lepas menuju samudra duka
Desir ombak iringi air mata sang ayah

Matahari redup senja
Hingga kamis pagi di pegunungan Newi
Deru kendaraan bah rintihan sang ratu
Tumpahkan kesedihan di pangkuan malam

Kota kembang tak membuat hati berbunga
Disaat rindu menusuk jantung
Bahkan berdetak kencang melibihi segala suara
Menerbangkan angan, menabuh luka

Kuingin terbang bagai merpati
Mengecup awan kerinduan dilangit-langit penantian
Lalu kutambatkan cinta di mega  tertinggi
Agar dapat kukecup keningmu untuk terahir kali
Duhai permataku intan permaisuri

Dan kini
Aku bukanlah siapa-siapa
Yang mampu melawan angin berhembus
Yang mampu melintasi samudera luas
Yang mampu menembus cakrawala

Aku tiada berdaya
Yang tersisa hanyala kepasrahan
Di atas tumpukan tanah basah dengan air mata
Dengan batu nisan bertuliskan namamu

                                                                                    Kampung Baru, 1 Desember 2006


You Might Also Like

0 komentar: